kota  

Waras Wasisto, Sesama Warga Kemang Pratama ‘Saya Tau Kenapa Istri Walikota Bekasi Nginap di Hotel Horison’.

 

Kabupaten Bekasi – Hujan lebat yang melanda Daerah Jabodetabek sejak malam Senin menyebabkan banjir besar di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

spaceiklan

Tokoh PDI Perjuangan Tanah Pasundan yang juga warga Perumahan Kemang Pratama, Kota Bekasi, Waras Wasisto, angkat bicara terkait Istri Walikota Bekasi yang nginap di Hotel Horison.

“Jadi, sewaktu banjir bandang, warga Kemang dari jam 12 malam kita (warga) sudah siaga 1. Karena air di Kali Bekasi Tanggulnya Kemang Pratama itu sudah hampir penuh. Artinya jarak debit air sudah hampir 30 centi deri permukaan air dengan batas tanggul. Perkiraan kita jam 2-3 malam itu air sudah penuh dan luber, air lari ke atas tangul dan mencurah kebawah. Bahkan semua RW sudah mengumumkan kepada seluruh warga Kemang Pratama agar mengevakuasi, selain orang termaksud kendaraan bermotor,” terang Waras Wasisto, Rabu, 05/03/2025.

Maka, lanjut mantan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat selama dua periode sekaligus mantan Caleg DPR RI tersebut, jam 3 pagi orang sudah mindah-mindahin mobil, motor ketempat yang kira-kira tidak terjangkau banjir.

“Saat itu, Daerah yang paling rentan ya tempatnya Mas Tri, Kemang Regency. Karena rendah dan bersebelahan dengan Kali. Saya coba berkoordinasi dengan Mas Tri dan Mas Tri jam 7 pagi harus sudah keliling memantau banjir. Air rata itu kira-kira jam 6-7 pagi. Karena Mas Tri mau ngurus Kota Bekasi, maka dia dengan keluarganya kalau gak salah jam 4 menjelang Subuh mereka pindah ke Hotel Horison. Tapi jam 7 pagi Pak Walikota dan Pak Wakil Walikota sudah keliling memantau banjir,” terang Waras.

Bahkan pagi itu, sambung Waras, yang membangunkan saya Pak Wakil Walikota, pukul 07.15 beliau menelpon saya belum bangun karena kami begadang, pasca sahur saya tertidur.

“Intinya, bukan tidak menghargai orang, tidak mau berbuat sosial, dikejadian itu semuanya serba panik, terutama di Kemang Pratama. Kan gak mungkin Mas Tri berdua-duaan sama Istri bangun tenda berdua-dua sendiri ditengah banjir. Toh nginap di Hotel Horison 400-300 ribu semalam. Jadi moment ini jangan dibesar-besarkan. Saya mengalami apa yang di alami Mas Tri. Saya tinggal ditempat yang sama jadi saya tau kronologisnya,” tegas Waras.

Malam itu, lanjut Waras, semua sudah pada panik. Ada yang sibuk mindahin mobil, mindahin keluarga ketempat saudaranya, ke hotel. Jadi situasinya sudah tidak bisa berpikir wah ini merakyat wah ini enggak.

“Kita menghimbau, penanganan pasca banjir harus kongkrit. Terutama rumah-rumah, Kepala Keluarga yang berdampak, contoh Pondok Gede Permai, Jatirasa dan lainnya. Kedepan, harus ada solusi kerjasama. Semua orang tau kalau ini kiriman air dari Bogor. Curah hujan di Puncak tinggi mengakibatkan kiriman air bandang nampungnya di Bekasi sebelum dibuang/mengalir ke Laut. Maka harus ada solusi Pemerintah Jawa Barat, Pemerintah Pusat serta Pemerintah Daerah Bogor, Depok dan Bekasi yang dilewati aliran air. Apa perlu dibangun Satu Bendungan lagi setelah Bendungan Ciawi untuk mengurangi debit air ketika nanti kedepan terjadi seperti ini lagi,” imbuh Waras.

Jadi, kata Waras, ketika orang disibukan dengan bersih-bersih lumpur udah salah menyalahi kan tidak bagus.

“Bahkan, Jembatan penghubung dari Jatiasih, Pekayon, mengarah Perumahan Kemang Pratama jebol akibat curah hujan yang tinggi. Untuk itu, sebagai sahabat saya mengingatkan Walikota dan Wakil Walikota mampu menyelesaikan persoalan, pertama dampak banjir kedua antisipasi banjir untuk tahun-tahun berikutnya,” pungkas Mas Waras – sapaan arkabnya. (Dy)