Kota Bekasi – Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat (Asda II) Dr Inayatullah buka kegiatan FGD Pemuda Milenial dengan tema Antisipasi Politik Identitas dan Pemanfaatan Rumah Ibadah Untuk Kegiatan Politik.
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang di inisiasi oleh Karang Taruna itu, diikuti oleh para kader Karang Taruna dan pelajar Sekolah Menengah Atas. Selain Asda II, unsur Kesbangpol, Dinas Sosial, perwakilan KPU Kota Bekasi dan Bawaslu serta Ketua Karang Taruna Kota Bekasi hadir pada kegiatan itu. Kegiatan berlangsung di Kedai Kopi Prambanan, Rawalumbu, Kota Bekasi.
Dalam dialognya Inayatullah menyampaikan Intoleransi masih bisa berpotensi terjadi pada gelaran Pemilu 2024.
Tentu saja Intoleransi bisa disebabkan oleh terkikisnya nilai-nilai toleransi dimana hal tersebut juga akibat dari pengaruh media sosial.
“Memasuki tahun politik ini, intoleransi ini masih menjadi potensi. Selain itu ada saja oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan teknologi terutama melalui medsos untuk menebar berita-berita hoax dan pesan adu domba. Tentunya tebaran kebencian, fitnah bahkan saling cela ini menjadi sangat rawan, ini semua harus diantisipasi dan diredam melalui kegiatan-kegiatan yang seperti ini, diskusi bersama, menyatukan dan membuka wawasan,” jelas Inayatullah
Lanjut Baba Inay, sapaan akrab Asda II mengatakan, di era seperti sekarang ini, kemajuan teknologi tidak bisa dielakan. Dengan itu kemajuan teknologi harus dimanfaatkan dengan bijak dan sebaik-baiknya.
“Era saat ini teknologi apalagi pengembangan media sosial tidak bisa dielakan. Dan justru kemajuan itu bisa kita manfaatkan dengan bijak dan sebaik-baiknya. Seperti IG, saya pun ada Baba Inay, disana bisa menjadi ruang diskusi yang baik serta menebarkan pemberitaan positif,” kata dia
Selain itu, Politik Identitas menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena hal tersebut berpotensi merusak stabilitas sosial, apalagi jika kedua hal tersebut mendapatkan tempat dirumah ibadah.
“Rumah ibadah tempat yang suci dan harus kita jaga bersama dari unsur-unsur negatif dan pihak yang sengaja membuat ketidaknyamanan di masyarakat,” tegas Baba Inay
Kota Bekasi merupakan Kota Heterogen yang masyarakat memiliki beragam budaya dengan sifat kemajemukannya.
Keragaman mencakup perbedaan budaya, agama, ras, bahasa, suku, tradisi dan sebagainya. Meskipun bukan negara agama, tetapi masyarakat tidak dipungkiri, masyarakat Kota Bekasi amatlah lekat dengan kehidupan beragama dan kemerdekaan beragama yang dijamin oleh konstitusi negara.
Dengan itu, Inayatullah berharap para generasi muda menjadi pionir dalam menciptakan situasi yang kondusif dan perekat bingkai persatuan.
“Harapan kami, para pemuda menjadi pionir, garda terdepan untuk menciptakan situasi kondusif dan perekat persatuan. Sudah seharusnya pesta pemilihan rakyat yang nanti digelar menjadikan suasana yang penuh kedamaian, kegembiraan, menghasilkan pemimpin yang benar-benar bisa membawa negeri tercinta menuju peradaban bangsa yang semakin baik,” pungkas Baba Inay(maul).