JALAN PANJANG KOMISI II DPRD KABUPATEN BEKASI, MENJAGA KESTABILAN HARGA DAGING BAGI PELAKU UKM PEDAGANG BAKSO

JALAN PANJANG KOMISI II DPRD KABUPATEN BEKASI, MENJAGA KESTABILAN HARGA DAGING BAGI PELAKU UKM PEDAGANG BAKSO

Kabupaten Bekasi – Pedagang daging sapi se-Jabodetabek melakukan aksi mogok jualan pada 20 Januari 2021 sampai dengan 22 Januari 2021 yang lalu.

Hal tersebut membuat ribuan pedagang Bakso terancam gulung tikar, akibat sulitnya mencari daging sebagai bahan baku utama jualan mereka. Di sisi lain, para pedagang Bakso tidak bisa menaikkan harga jualnya, dikarenakan daya beli masyarakat yang rendah dan turun drastis akibat dari Pandemic Covid 19. Penerapan PSBB dan PPKM yang diterapkan oleh pemerintah saja, sudah membuat omzet/rejeki para pedagang bakso turun Hingga 50%.” Apalagi ditambah dengan kelangkaan dan mahalnya bahan baku utama (daging) dan bumbu tambahan bahan bakso, tentu sangat membuat para pedagang bakso menjerit.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi Nyumarno mengatakan, terpantau harga bahan baku Bakso masih tergolong sangat tinggi, diantaranya Harga Daging Sapi Segar Rp 130.000/kg, Daging Sapi beku Rp 80.000/kg, Harga Ayam Rp 32.000/kg, Harga Cabe Rawit Rp 85.000/kg, dan belum lagi tingginya bumbu-bumbu perlengkapan bakso lainnya”.

“Kenaikan Harga daging pada saat ini mengagetkan semua pihak. Karena biasanya kenaikan Harga daging sapi itu terjadi pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, dan menjelang hari Natal serta Tahun Baru. Itupun tidak berlangsung lama, biasanya setelah perayaan Hari Besar itu harga segera normal kembali. Kalo saat ini harga daging sapi mencapai Rp 130.000/kg, maka dikawatirkan pada saat Hari Raya Idul Fitri nanti Harga bisa mencapai Rp 150.000/kg. Ini bisa menjadi Harga Daging Sapi Tertinggi di dunia”ujar Nyumarno.

Politisi PDI Perjuangan ini melanjutkan, dirinya mendampingi PAPMISO (Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso) Audiensi dengan Kementerian Koperasi dan UKM RI dikarenakan banyaknya keluhan para pelaku UKM khususnya pedagang Bakso yang terdampak kenaikan harga daging dan dampak pandemi covid-19. Dan memang saya yang menyarankan rekan-rekan PAPMISO untuk berkirim surat ke Kementerian Koperasi dan UKM RI juga ke Kementerian Perdagangan untuk menyikapi keluhan-keluhan tersebut, urai Nyumarno.

“Rekan-rekan berkirim surat ke Kemenkop dan UKM RI pada tanghal 20 Januari 2021 yang lalu, saat setelah hari pertama pedagang daging mogok jualan. Hal tersebut berampak kepada rekan-rekan UKM Pedagang Bakso, mereka kesulitan mendapatkan daging sebagai bahan baku utama bakso. Saya sangat mengapresiasi langkah cepat Pak Menteri Koperasi dan UKM RI yang dengan cepat merespon Surat Permohonan Audiensi dari PAPMISO, rekan-rekan PAPMISO bisa diundang oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI pada Selasa, 26 Januari 2021 yang lalu”terangnya.

Pada saat audiensi, Pak Menteri, Teten Masduki mendengarkan semua keluh kesah dan jeritan dari perwakilan pedagang mie dan bakso. Baik dari mahalnya harga daging sapi, harga ayam, cabe hingga tentang permasalahan program BPUM atau program bantuan lain dari Kementerian Koperasi & UKM RI.

Pak Menteri berjanji akan membantu mencarikan solusi atas permasalahan sebagian besar pedangan bakso. Yang mana mayoritas pedagang bakso adalah pelaku UKM. Beliau (Menteri Koperasi dan UKM RI,-red), akan membantu memfasilitasi Koperasi PAPMISO untuk dapat kerjasama dengan para peternak sapi lokal di daerah-daerah, yang mana bertujuan untuk mensuplai bahan baku untuk para pedagang bakso. Karena daging sapi lokal berkualitas baik dan paling bagus untuk membuat bakso. Pak Menteri mendorong rekan-rekan pedagang bakso untuk mengoptimalkan pemenuhan daging sapi lokal dari pada Indonesia selalu tergantung pada Import dari negara lain, meskipun data secara nasional akan kebutuhan daging, belum sepenuhnya terpenuhi dari peternak lokal.

Lebih Lanjut Nyumarno, dalam audiensi dengan Menteri Kooerasi dan UKM RI tersebut, saya dapat simpulkan ada 3 (tiga) hal prinsip yang disampaikan rekan-rekan PAPMISO, Pertama, rekan-rekam UKM Pedagang Mie dan Bakso berharap dapat mengakses bantuan BPUM dan atau program lain seperti LPDB atau bantuan permodalan dari Kemenkop dan UKM RI. Kemudian yang Kedua, rekan-rekan yang sudah memiliki Koperasi Produses sejak tahun 2007 ini berharap dapat di fasilitasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI untuk bekerjasama dengan peternak-peternak Sapi lokal di daerah, dan yang Ketiga: rekan-rekan meminta difasilitasi untuk dihubungkan dengan BULOG, agar saat membeli daging impor bisa langsung ke BULOG, tidak harus melalui tangan-tangan oknum lagi, terangnya.

“Tiga hal yang disampaikan rekan-rekan Pedagang Bakso kepada Pak Menteri Koperasi dan UKM RI menjadi catatan penting yang akan segera menjadi tindak lanjut Kemenkop dan UKM RI. Pak Menteri bahkan langsung meminta Deputi dan Staff Khusus Menteri untuk mencatat dan segera melakukan upaya-upaya tindak lanjut atas permohonan rekan-rekan pedagang Bakso”tukas Nyumarno(Hari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *