Kabupaten Bekasi – Bursa kerja bertajuk Bekasi Pasti Kerja Expo yang digelar Pemerintah Kabupaten Bekasi mendadak jadi sorotan. Bukan karena keberhasilannya menyerap tenaga kerja, melainkan karena kericuhan yang terjadi akibat membludaknya jumlah pencari kerja. Tak sedikit yang menilai, kegiatan ini lebih terlihat seperti ajang cari simpati dan panggung sosial (pansos) pejabat semata.
Bagaimana tidak, dengan hanya menyediakan sekitar 2.200 lowongan kerja, jumlah pelamar yang datang ke lokasi dikabarkan mencapai lebih dari 25 ribu orang. Akibatnya, suasana di lokasi acara di President University Convention Center, Cikarang Utara, menjadi tak terkendali.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari program prioritas 100 hari kerja yang bertujuan menekan angka pengangguran. Ia mengklaim bahwa langkah ini adalah bentuk nyata dari komitmennya membuka akses kerja bagi masyarakat.
“Alhamdulillah, meski belum genap 100 hari kerja, kami sudah mulai ambil langkah konkret,” ujar Ade di hadapan awak media, Selasa (27/5).
Tak hanya itu, Ade bahkan mengapresiasi sang wakil bupati, Asep Surya Atmaja, yang disebut turun langsung ke kawasan industri untuk mengetuk pintu perusahaan demi membuka peluang kerja bagi warga Bekasi.
Namun, di balik semua pernyataan dan seremonial itu, publik bertanya-tanya: apakah acara ini benar-benar dirancang untuk menolong rakyat, atau sekadar pencitraan di tengah tekanan angka pengangguran yang terus naik?
Pasalnya, kericuhan yang terjadi dari antrian tak teratur hingga petugas yang kewalahan mengatur massa, menunjukkan lemahnya persiapan. Banyak pencari kerja merasa kecewa karena tidak mendapat kesempatan yang layak, bahkan sebagian harus pulang tanpa sempat masuk ke area expo.
“Saya datang dari subuh, tapi sampai siang belum juga bisa masuk. Katanya lowongan banyak, ternyata enggak sebanding sama jumlah orang yang datang,” keluh seorang pelamar asal Tambun.
Ironisnya, ditengah lonjakan pencari kerja yang berdesakan dan ricuh Pemerintah Kabupaten Bekasi masih sempat mengadakan acara seremonial.
Meski begitu, Pemkab Bekasi tetap mengklaim akan membuka gelombang kedua dengan kuota lebih besar. Masyarakat diminta untuk mengikuti informasi resmi dari pemerintah daerah. Meski demikian para pencari kerja menyuarakan agar penyelenggaraan selanjutnya lebih matang dan tidak hanya jadi ajang pencitraan.
Job fair ini turut dihadiri sejumlah pejabat penting, mulai dari perwakilan Kementerian Ketenagakerjaan, Forkopimda, hingga jajaran DPRD dan OPD terkait. Tapi pertanyaannya tetap sama, setelah keramaian ini reda, berapa banyak yang benar-benar dapat kerja? (Yan)