Penulis: King Vidor
Sekjen DPP Pemuda Demokrat Indonesia
Kota Bekasi merupakan bagian miniatur Indonesia yang terkenal beragam Suku, Budaya dan Agamanya. Sejak pemekaran wilayah administrasi birokrasi tahun 1997, kota berjuluk Kota Patriot ini mulai berkembang secara perlahan.
Pemilukada Kota Bekasi berawal pada tahun 2003, yang kala itu transisi roda kepemimpinan baru terjadi dari periode pemerintahan HN. Sonthanie ke periode kepemimpinan H. Akhmad Zurfaih hingga Tahun 2008.
Akulturasi budaya dan genetika masyarakat di Bekasi berlangsung sejak Kerajaan Tarumanegara sekitar abad ke-Empat hingga ke-Tujuh sebelum Masehi. Berbagai suku bangsa dan agama sudah ada di Bekasi dan terus berproses hingga saat ini.
Kearifan lokal dan budaya ketimuran masih sangat kental mengalir di tengah kehidupan warga Kota Bekasi. Baik perilaku dan perbuatan menjadi penilaian objektip secara langsung, terlebih budaya Kota Bekasi sangat menjunjung tinggi nilai hubungan baik antar sesama individu. Secara aklamasi semua warga Kota Bekasi sepakat, bahwa siapa pun yang menetap dan hidup di Kota Bekasi, dengan niat baik membangun bersama pasti langkahnya akan di dukung. Namun sebaliknya, meskipun mengaku sebagai warga Kota Bekasi, tapi tidak memiliki makna dan niat yang baik, sudah dipastikan tidak akan disukai.
Pemilukada serentak akan digelar pada 27 November mendatang, Pilkada Kota Bekasi sendiri akan diikuti oleh Tiga pasangan calon. Salah satu pasangannya adalah Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe, RIDHO, dengan kepesertaan Nomor Urut 03. Warga Kota Bekasi sudah sangat familiar dengan calon yang satu ini. Di periode lalu Tri Adhianto pernah menjabat sebagai Walikota Definitif. Walau hanya dalam tempo waktu singkat, tapi langkahnya sudah terbukti dalam memimpin Kota Bekasi. Aksi kunjungan kerjanya langsung ke masyarakat. Kepedulianya dalam bidang sosial juga sudah di rasakan oleh warga Kota Bekasi.
Masa bakti sebagai Walikota Definitif yang singkat itu, dimanfaatkannya secara optimal guna kepentingan seluruh lapisan masyarakat, kinerjanya dikenang hingga saat ini. Perjuanganya dalam mengatasi problem banjir, kemacetan, dan upaya membangun infrastruktur dilakoninya secara serius. Meskipun tidak sedikit hujatan dan fitnah yang harus diterima dari lawan politik, tapi tidak mampu menyurutkan niat luhurnya untuk mengabdi.
Sosok yang senantiasa terlihat ceria, sopan, dan penuh wibawa tersebut, tak urung membekas di hati warga Kota Bekasi. Dirinya juga aktif berkegiatan sosial, seperti, aksi menebus ijazah salah seorang warga tidak mampu, yang di tahan pihak sekolah, bedah rumah, santunan rutin, serta kegiatan sosial lainnya.
Tri Adhianto juga sosok yang terbilang dekat dengan para ulama, kedekatan dengan para ulama membawanya menjalankan sunah-sunah Rosul, baik berpuasa sunah Senin Kamis hingga gelaran majelis taklim rutin di lokasi kediaman pribadinya.
Selain kerap turun langsung saat warganya tertimpa musibah bencana. Beliau pun telah berupaya dalam mengadakan puluhan unit mobil ambulance untuk menolong warga, serta menyiapkan Lima unit kendaraan jenis bus gratis, bagi warga yang berniat untuk bepergian jauh. Selain berusaha aktip di bidang sosial kemanusiaan, bapak dari tiga orang anak ini, juga aktif dalam bidang olahraga, sehingga membawanya menjabat ketua KONI Kota Bekasi hingga saat ini.
Tri Adhianto sangat dicintai masyarakat Kota Bekasi. Dukungan terhadapnya dalam kontestasi pilkada mengalir tiada henti. Para pengurus RT dan RW, Ormas, dan Ulama, serta organisasi lainya sudah menyatakan sikap dukungan terhadap pencalonan Tri Adhianto. Mereka menyakini dengan kepemimpinannya Kota Bekasi akan semakin jauh lebih maju dan sejahtera.
Berdasarkan hasil survey dari sejumlah lembaga survey resmi, menunjukan, RIDHO masih unggul dari pesaing politiknya. Dengan melihat komposisi dukungan kursi di DPRD, maupun dari partai politik pengusungnya. Tak pelak, Tri Adhianto masih jauh di atas angin dibanding dua paslon lawanya.
Salah satu pasangan calon pesaingnya Heri Koswara dan Sholihin, merupakan Anggota DPRD Provinsi dan Kota Bekasi tersebut. Dinilai sejumlah pengamat belum menunjukan keberadaan dan manfaatnya bagi warga Kota Bekasi. Walau telah Tiga Periode menjadi anggota DPRD Kota Bekasi dan Jawa Barat, Heri Koswara tidak terdengar gaungnya dalam upaya membangun Kota Bekasi. Sementara Sholihin yang juga pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Bekasi, dalam kebijakan dan aksinya tidak pernah terlihat berpihak kepada rakyat kecil.
Setali tiga uang dengan Paslon Nomor Urut 02, Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni, juga tidak begitu dikenal warga Kota Bekasi. Meskipun Uu Saeful Mikdar pernah menjabat selama puluhan tahun sebagai PNS di Kota Bekasi. Bahkan, saat menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Tahun 2023, banyak dikeluhkan dan dianggap tidak mampu mengemban amanah, dirinya dinilai telah gagal menjalankan proses PPDB, yang sarat dengan segala bentuk persoalan. Sedangkan, pasangannya Nurul Sumarheni pernah menjabat Ketua KPUD Kota Bekasi, dan menjadi salah satu pegawai BUMD, tapi selama ini belum terlihat berbuat banyak untuk masyarakat.
Kurang dari Tiga Pekan lagi, seluruh warga Kota Bekasi akan memilih pemimpinnya untuk Lima Tahun ke depan. Mereka akan memilih sosok pasangan terbaik, yang sudah terbukti mampu dan berpengalaman dalam mengatasi segala bentuk persoalan di Kota Bekasi. Tentunya, bukan sosok oportunis yang terlihat baik, hanya saat membutuhkan suara rakyatnya saja.
(Dy).