Sunami Banyak Korban Jiwa,Kades Lambang Sari Terjun Langsung Berikan Bantuan

Sunami Banyak Korban Jiwa,Kades Lambang Sari Terjun Langsung Berikan Bantuan

Kabupaten Bekasi – Aparatur Pemerintah Desa Lambangsari,Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi bersama MPKT, Karang Taruna dan Pokdar Kamtibmas Sub Sektor 7.6, gelar bantuan kepada korban tsunami di Banten, Selasa (25/12/2018).

Dikomandoi Kepala Desa Lambangsari, Pipit Haryanti,S.EI, memberikan bantuan langsung kepada korban tsunami di wilayah Kp. Sambolo, Desa Sukarame, Pantai Carita, Banten.

Kepada bekasinewsroom.com, Kepala Desa (Kades) Pipit Haryanti menjelaskan, dengan berbekal kepedulian dan hendak ringankan beban para korban tsunami, dirinya bersama tim yang berjumlah 13 orang berangkat ke lokasi bencana.

“Kami tergerak untuk membantu mereka (para korban) pasca mendapat informasi telah terjadi musibah tsunami di sana. Alhamduliilah, hari ini (Selasa) akhirnya kami tiba di lokasi bencana untuk membagikan bantuan,” terang Pipit Haryanti melalui pesan Whatsapp.

Bantuan yang diberikan, papar Pipit, betupa, pakaian layak pakai, susu formula bayi, susu ibu hamil, diapers, mie instan, air mineral, makanan bayi dan makanan kecil untuk anak-anak.

“Bantuan kami salurkan ke posko dan diterima langsung oleh para relawan di sana,” ujarnya.

Ia pun menceritakan bahwa ada sekitar 600 pengungsi yang masih berada di atas bukit. Warga terpaksa mengosongkan rumahnya lantaran masih khawatir akan adanya tsunami susulan.

“Di setiap sudut tampak rumah yang hancur, kendaraan rusak hingga sampah serta puing-puing yang berserakan. Intinya kondisi di sana masih sangat memprihatinkan akibat hantaman tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu,” urai Pipit.

Bahkan, kata Pipit, sejumlah pengungsi mulai mengalami demam, flu, gatal-gatal, dan juga ada wanita yang melahirkan di lokasi pengungsian.

Selain bantuan makanan dan obat-obatan, sambung Pipit, saat ini para pengungsi sangat membutuhkan ketersediaan air bersih.

“Kami berharap pemerintah bisa lebih tanggap, tidak hanya saat bencana terjadi, tapi lebih pada pencegahannya. Terbukti gak pernah ada jalur evakuasi yang betul, sehingga ketika bencana terjadi masyarakat panik dan tidak tau harus kemana,” ujarnya mengakhiri(Ari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *