Kabupaten Bekasi – Kasus perundungan (bullying) kembali terjadi di Kabupaten Bekasi, kali ini menimpa DR (12) seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara.
Ironisnya, kasus perundungan tersebut direkam oleh salah satu diantara enam terduga pelaku lainnya, video berdurasi 61 detik itu viral dimedia sosial, Selasa (03/10) malam.
Dalam video memperlihatkan, DR yang memakai baju hitam-coklat mengenakan celana panjang hitam itu dihujani pukulan dan tendangan oleh tiga terduga pelaku.
Tak sampai disitu, korban yang sempat tersungkur akibat tendangan itu terus di ijak dibagian tubuh dan punggung oleh tiga terduga pelaku lainnya.
Bak pemeran film Holywood, keenan terduga pelaku satu diantaranya perekam video terus meluncurkan pukulan mengarah ke kepala meskipun korban sudah tak berdaya.
Saat dikonfirmasi Rabu (04/10) siang, Sumiyati (36) orang tua korban membenarkan kejadian tersebut, peristiwa keji itu terjadi di Kawasan Jababeka 8, Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi beberapa Minggu lalu.
“Kejadian pada Sabtu kurang lebih dua Minggu lalu, anak saya tiba-tiba menutup diri, pas saya tanya awalnya enggak ngaku pas ngerasain sakit di perut dan sesak nafas,” kata Sumiyati saat ditemui dilokasi Rabu.
Ia menjelaskan, setelah itu baru dia menjelaskan kejadian yang sebenarnya dan benar peristiwa pilu itu direkam oleh salah satu terduga pelaku.
“Sempat kaget pas liat video anak saya di pukul secara keji seperti itu, bagaimana pun juga saya tidak terima dengan perlakuan terhadap anak saya,” jelas Sumiyati.
Kendati kejadian itu sudah diketahui oleh pihak guru, kata dia, dirinya menyebut tidak ada satupun niat dari pihak sekolah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan alasan diluar dari kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Awalnya pihak sekolah tidak mau menyelesaikan masalah ini, alasan diluar wilayah sekolah (jam belajar), maka kami sepakat untuk melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Bekasi,” jelasnya.
Setelah itu, lanjut dia, pihak sekolah dibantu babinkabtmas dan Babinsa melakukan mediasi dengan jalur kekeluargaan dan sepakat untuk berdamai.
“Tadi hasil mediasi kami dan keluarga ke enam terduga pelaku dipanggil kesekolah dan sepakat berdamai, dengan menyanggupi biaya perobatan anak saya,” ujarnya.
Meskipun begitu, dirinya masih memendam rasa sakit atas derita yang dialami oleh korban. Luka yang diderita sang anak masih bisa sembuh namun luka hati sulit diobati.
“Sampai kapanpun saya masih belum ikhlas liat anak saya seperti ini, apalagi anak saya sudah enggak mau sekolah beberapa hari ini masih trauma berat liat rekan rekan di sekolah nya,” ujarnya.
Hingga saat ini, lanjut Sumiyati, korban selain mengalami trauma juga masih merasakan sesak nafas akibat tendangan kaki yang mengenai punggung DR. Pihaknya berharap ada pendampingan serius dari Dinas terkait.
“Sampai saat ini masih merasakan sesak nafas, saya berharap ada pendampingan dari dinas untuk memulihkan rasa trauma anak saya meskipun kasus ini sudah ditempuh dengan jalur kekeluargaan dan tidak ada lagi kedepannya kasus seperti ini dilingkungan ini,” tandasnya.
Sampai berita ini dilansir belum ada keterangan resmi dari pihak terkait, sejauh ini kasus perundungan yang terjadi dikalangan pelajar di Kabupaten Bekasi kian memprihatinkan(biz).